Saturday, June 11, 2022

Belajar JavaScript - IV [ Struktur & Tipe Array ]

Struktur Logika IF ELSE dalam JavaScript

Pengertian Struktur IF

Struktur IF adalah stuktur kode pemograman ‘conditional’ yang akan membuat percabangan di dalam program. Dengan menggunakan struktur IF, bisa membuat 2 percabangan program yang akan dieksekusi jika ‘kondisi’ terpenuhi, dan akan menjalankan kode program lain jika ‘kondisi’ tidak terpenuhi.

Berikut adalah penulisan dasar alur logika IF:

if (kondisi) {
   //kode program jika kondisi true
}
else {
   //kode program jika kondisi false
}

Kondisi di dalam struktur IF disini bisa berisi variabel dengan tipe data boolean, atau dengan kode program yang akan menghasilkan boolean, misalkan IF (a==b), atau IF (a>=b). Jika kondisi diisi dengan selain boolean (selain true atau false), maka hasilnya akan dikonversi menjadi boolean (tentang aturan konversi ini telah kita bahas pada tutorial tentang tipe data boolean).

Cara Penulisan Struktur Logika IF dalam JavaScript

Penulisan stuktur IF di dalam JavaScript, mirip dengan bahasa pemograman C++ atau PHP. Berikut adalah contoh penulisan struktur IF di dalam JavaScript:

1
2
3
4
5
<script>
var nama="ilkom";     //buat variabel String nama
if (nama=="ilkom")   // cek apakah variabel nama ilmu komputer
console.log("Berhasil!");
</script>

Kode program diatas tidak akan menjalankan perintah console.log(“Berhasil!”) jika variabel nama tidak berisi string “ilkom”.

Jika baris yang akan dijalankan terdiri dari 2 baris atau lebih, maka harus menggunakan tanda kurung kurawal (tanda { dan })pada awal dan akhir blok kondisi IF, seperti contoh berikut:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
<script>
var nama="ilkom";
if (nama=="ilkom")
{
   console.log("Berhasil!");
   console.log("Belajar");
   console.log("JavaScript");
}
</script>

Cara Penulisan Struktur Logika IF ELSE dalam JavaScript

Struktur IF memiliki percabangan lain yang akan dijalankan jika kondisi IF tidak terpenuhi, yakni dengan menambahkan perintah ELSE. Berikut contoh penulisannya:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
<script>
//buat variabel Number angka dan isi dengan nilai 17
var angka=17;
 
// jika sisa hasil bagi (mod) variabel angka dengan 2 adalah 0,
// maka jalankan perintah console.log()
if (angka%2==0)
   console.log("Angka adalah bilangan genap");
else
   console.log("Angka adalah bilangan ganjil");
</script>

Kondisi angka%2==0 hanya akan bernilai TRUE jika nilai dari variabel angka bisa habis dibagi 2, yang menandakan angka adalah bilangan genap, selain itu dapat dipastikan bahwa angka adalah bilangan ganjil.

Sama seperti struktur IF, jika bagian ELSE memiliki baris lebih dari 1, maka harus menambahkan tanda kurung kurawal untuk menandai blok tersebut. seperti contoh berikut:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
<script>
var angka=12;
 
if (angka%2==0)
{
   console.log("Angka = "+angka);
   console.log("Angka adalah bilangan genap");
}
else
{
   console.log("Angka = "+angka);
   console.log("Angka adalah bilangan ganjil");
}
</script>

Cara Penulisan Nested IF dalam JavaScript

Struktur Nested IF atau IF bersarang adalah cara penggunaan struktur IF secara berulang, yakni stuktur IF yang berada didalam IF. Alur program seperti ini biasa di gunakan untuk logika yang lebih detail. Berikut adalah contoh penggunaannya:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
<script>
var angka=-12;
 
if (angka%2==0)
{
   console.log("Angka = "+angka);
   console.log("Angka adalah bilangan genap");
   if (angka > 0)
   {
      console.log("Angka besar dari 0");
   }
   else
   {
      console.log("Angka kecil dari 0");
   }
}          
else
{
   console.log("Angka = "+angka);
   console.log("Angka adalah bilangan ganjil");
   if (angka > 0)
   {
      console.log("Angka besar dari 0");
   }
   else
   {
      console.log("Angka kecil dari 0");
   }
}
</script>

Dalam contoh dibuat program yang akan menyeleksi apakah variabel angka berisi 4 kemungkinan, yakni apakah angka merupakan bilangan genap dan positif, bilangan genap dan negatif, bilangan ganjil dan positif, atau bilangan ganjil dan negatif. Karena ada 4 kondisi akhir yang mungkin terjadi, maka saya menggunakan nested IF.

Dalam pembuatan kode program yang menggunakan konsep nested IF ini, harus selalu memperhatikan tanda kurung kurawal yang menandakan awal dan akhir blok program. Lupa dalam menutup suatu blok IF akan menyebabkan program tersebut tidak akan berjalan  atau error, bahkan yang lebih sukar di deteksi adalah program akan menghasilkan kesalahan logika. Editor pemograman yang khusus seperti Notepad++ akan memudahkan untuk memastikan bahwa suatu blok program telah ditutup secara benar.

Cara Penulisan Struktur Logika ELSE IF dalam JavaScript

Struktur ELSE IF adalah bentuk lain dari penulisan struktur IF ELSEStruktur ELSE IF terbentuk ketika kita menggunakan struktur IF ELSE secara berulang. Berikut contoh sederhananya:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
<script>
var angka=2;
  
if (angka==1)
{
   console.log("Angka Satu");
}
else if (angka==2)
{
   console.log("Angka Dua");
}
else if (angka==3)
{
   console.log("Angka Tiga");
}
else if (angka==4)
{
   console.log("Angka Empat");
}
</script>

Struktur Logika SWITCH dalam JavaScript

Struktur logika SWITCH dapat disederhanakan sebagai bentuk khusus dari struktur IF ELSESWITCH digunakan untuk percabangan kode program dimana kondisi yang diperiksa hanya 1 namun membutuhkan banyak opsi.

Struktur dasar penulisan SWITCH adalah sebagai berikut:

switch (kondisi)
{
case hasil_kondisi_1:
      // kode program jika kondisi sama dengan hasil_kondisi_1
      break;
case hasil_kondisi_2:
      // kode program jika kondisi sama dengan hasil_kondisi_2
      break;
default:
      kode program untuk kondisi lainnya
      break;
}

Kondisi untuk inputan struktur SWITCH biasanya adalah variabel yang akan diperiksa. Hasil percabangan dari variabel tersebut akan ditangani oleh perintah case. Opsi default bisa ditambahkan untuk menangani kasus yang tidak ditangani oleh perintah case.


Cara Penulisan Struktur Logika SWITCH dalam JavaScript

Jika menggunakan struktur SWITCH, berikut adalah cara penulisannya:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
<script>
var angka=5;
  
switch (angka)
{
case 1:
       console.log("Angka Satu");
       break;
case 2:
       console.log("Angka Dua");
       break;
case 3:
       console.log("Angka Tiga");
       break;
case 4:
       console.log("Angka Empat");
       break;
default:
       console.log("Bukan angka 1 - 4");
       break;  
}
</script>

Setelah mendeklarasikan variabel a dan mengisi nilainya dengan angka 5, kemudian masuk ke struktur SWITCH.

Blok SWITCH diawali dan diakhiri dengan kurung kurawal. Dan kemudian untuk setiap kemungkinan yang terjadi dari variabel angka, ditampung dengan perintah case.

Perintah case diikuti dengan kondisi yang ingin di-’tampung’. Di dalam contoh diatas, menampung isi variabel angka dengan case 1 untuk menangani kondisi jika angka==1case 2 untuk menangani kondisi jika angka==2, dan seterusnya. Setiap case lalu diikuti dengan tanda titik dua (:).

Pada kondisi terakhir, terdapat perintah default yang tujuannya adalah untuk menampung kondisi jika seluruh kondisi case tidak tersedia. Contohnya, jika variabel angka berisi angka 0, maka kondisi case yang ada tidak tersedia untuk menangani hal ini, dan perintah default lah yang akan dijalankan.

Perintah break disini bertujuan untuk mengistruksikan kepada JavaScript untuk segera keluar dari SWITCH jika salah satu case ditemukan. Jika kita tidak mencantumkan perintah break, maka seluruh perintah mulai dari case yang sesuai sampai ke bawah akan dijalankan. Berikut contohnya:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
<script>
var angka=3;
  
switch (angka)
{
case 1:
       console.log("Angka Satu");
case 2:
       console.log("Angka Dua");
case 3:
       console.log("Angka Tiga");
case 4:
       console.log("Angka Empat");
default:
       console.log("Bukan angka 1 - 4");
}
</script>

Jika menjalankan kode JavaScript tersebut, maka yang akan dihasilkan adalah:

Angka Tiga
Angka Empat
Bukan angka 1 – 4

Hal ini terjadi karena jika tanpa perintah break, struktur SWITCH akan mengeksekusi seluruh kode program dimulai dari posisi case yang dicapai.

Sepintas kebutuhan atas perintah break ini membuat kondisi SWITCH menjadi sedikit ribet, namun karena hal tersebut, bisa membuat perintah break seperti berikut ini:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
<script>
var angka=9;
  
switch (angka)
{
case 1:
case 2:
case 3:
case 4:
case 5:
       console.log("Angka berada antara 1-5");
break;
case 6,7,8,9,10:
       console.log("Angka berada antara 6-10");
break;
default:
       console.log("Bukan angka 1 - 10");
break;
}
</script>

Contoh kode program tersebut akan berjalan sebagaimana mestinya.

Struktur Perulangan FOR dalam JavaScript

Struktur perulangan di dalam bahasa pemograman di gunakan untuk mengulang perintah program. Terdapat beberapa struktur perulangan yang didukung oleh JavaScript, dan struktur perulangan pertama yang akan kita bahas adalah struktur perulangan FOR.

Struktur perulangan for, biasanya membutuhkan 4 perintah, yaitu:

  • Kondisi awal perulangan
  • Kondisi akhir perulangan
  • Baris program yang akan diulang
  • Increment / kenaikkan dalam setiap perulangan

Berikut adalah format dasar yang digunakan dalam struktur for:

for (kondisi_awal, kondisi_akhir, increment)
    //baris program yang akan diulang

Agar lebih mudah dipahami, dimulai menggunakan kode program sederhana.

Cara Penulisan Struktur Perulangan FOR

Katakan kita ingin menampilkan kalimat “Saya sedang belajar JavaScript” sebanyak 10 kali, berikut adalah contoh kode programnya:

1
2
3
4
5
<script>
var i;
for (i=1;i<=10;i=i+1)
   console.log("Saya sedang belajar JavaScript");
</script>


Pada baris pertama program, mendeklarasikan variabel a dengan perintah var iVariabel i ini adalah counter, atau penghitung untuk proses perulangan.

Baris for (i=1;i<=10;i=i+1), berarti: lakukan perulangan for, dimulai dari i = 1, lalukan perulangan selama i<=10, dan naikkan nilai i sebanyak 1 angka pada tiap perulangan (i=i+1).

Pada kode program, juga bisa mengakses nilai dari variabel i, seperti kode berikut ini:

1
2
3
4
5
<script>
var i;
for (i=1;i<=10;i++)
    console.log(i + ". Saya sedang belajar JavaScript");
</script>


Karena nilai i akan terus menaik, nilai i dalam blok perulangan juga akan naik. Penulisan i++ adalah sama dengan i=i+1.

Dengan mengubah 3 kondisi ini (nilai awalnilai akhir, dan increment) bisa dengan mudah mengatur perulangan yang terjadi, bahkan bernilai mundur seperti contoh berikut ini:

1
2
3
4
5
<script>
var i;
for (i=10;i>0;i--)
   console.log("Anak Ayam Turun "+i);
</script>


Jika baris yang akan diulang terdiri dari 2 baris atau lebih maka kita harus menggunakan tanda kurung kurawal untuk menandari awal dan akhir blok for, seperti berikut ini:

1
2
3
4
5
6
7
8
<script>
var i;
for (i=10;i>0;i--)
{
   console.log("Anak Ayam Turun")
   console.log(i);
}
</script>

Untuk program yang lebih rumit, bisa menggunakan nested loop, atau loop bersarang, yakni konsep penggunaan perulangan for di dalam perulangan for.

Struktur Perulangan WHILE dan DO WHILE

Cara penulisan perulangan WHILE mirip dengan stuktur logika IF, yakni kondisi perulangan akan diperiksa di awal. Jika kondisi bernilai TRUE, maka perulangan akan terus dilakukan sampai dengan nilai kondisi bernilai FALSE.

Berikut adalah penulisan dasar perulangan WHILE:

while (kondisi)
{
   //kode program
   counter
}

Kondisi akan selalu diperiksa pada setiap perulangan, dan ‘mengendalikan’ kondisi ini pada bagian counter di dalam perulangan.

Berikut contoh kode program untuk perulangan WHILE di dalam JavaScript:

1
2
3
4
5
6
7
8
<script>
var i=0;
while (i<10)
{
   console.log("Saya sedang belajar JavaScript");
   i++;
}
</script>

Dengan mengubah perintah di dalam counter, bisa melakukan perulangan mundur seperti contoh kita pada tutorial perulangan FOR:

1
2
3
4
5
6
7
8
<script>
var i=10;
while (i>0)
{
   console.log("Anak Ayam Turun "+i);
   i--;
}
</script>

Satu hal kunci yang membedakan struktur WHILE dengan FOR, adalah di dalam perulangan FOR kondisi akhir perulangan harus sudah diketahui pada awal program. Namun dalam perulangan WHILE, bisa membuat perulangan yang nilai akhir atau kondisinya belum diketahui pada saat perulangan dimulai.

Cara Penulisan Struktur Perulangan DO WHILE

Struktur perulangan DO WHILE sebenarnya adalah bentuk lain dari perulangan WHILE. Perbedaan keduanya terletak pada posisi pengecekan kondisi. Apabila dalam perulangan WHILE kondisi di cek pada awal perulangan, pada perulangan DO WHILE, kondisi perulangan di cek pada akhir perulangan.

Berikut adalah contoh kode program untuk perulangan DO WHILE di dalam JavaScript:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
<script>
var i=1;
do
{
   console.log("Saya sedang belajar JavaScript");
   i++;
}
while (i<=10)
</script>

Dampak dari proses pemeriksaan kondisi di akhir perulangan ini adalah, perulangan akan dikerjakan setidaknya 1 kali, walaupun kondisi perulangan tidak dipenuhi atau menghasilkan nilai FALSE, perhatikan contoh berikut ini:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
<script>
var i=100;
do
{
   console.log("Saya sedang belajar JavaScript");
   i++;
}
while (i<=10)
</script>

Hasil akhir dari kode tersebut adalah kalimat “Saya sedang belajar JavaScript” akan tetap ditampilkan meskipun kondisi perulangan sebenarnya tidak terpenuhi.

Struktur perulangan FORWHILE dan DO WHILE adalah struktur perulangan umum yang ada hampir dalam semua bahasa pemograman lain

Struktur Perulangan FOR IN dalam JavaScript

Perulangan FOR IN adakah perulangan khusus di dalam JavaScript yang digunakan untuk menampilkan ‘isi’ dari sebuah objekObjek yang digunakan dapat berupa Array, karena array pada dasarnya juga merupakan objek di dalam JavaScript.

Perulangan FOR IN mirip dengan perulangan FOR EACH di dalam PHP. Berikut adalah penulisan dasar perulangan FOR IN dalam JavaScript:

for (variabel in objek)
{
   // kode program
}

Perulangan di dalam FOR IN akan dijalankan sebanyak ‘isi’ dari objek. Jika objek tersebut adalah Array, maka perulangan akan dilakukan sebanyak data yang ada di dalam Array.

Cara Penulisan Struktur Perulangan FOR IN

Contoh program agar perulangan FOR IN lebih mudah dipahami. Berikut adalah contoh program FOR IN untuk menampilkan data dari sebuah array:

1
2
3
4
5
6
7
8
<script>
var a=[5,4,3,2,1];       // pembuatan array
var b;                   // variabel penampung
for (b in a)
{
   console.log("Isi array a adalah: "+a[b]);
}
</script>


Pada baris pertama contoh program diatas, membuat Array yang disimpan dalam variabel a . Variabel a berisi 5 nilai. Perulangan FOR IN akan menampilkan seluruh isi dari array a.

Jika di gunakan untuk objek, perulangan FOR IN akan menampilkan seluruh property dan method dari objek tersebut. Berikut adalah contoh kode programnnya:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
<script>
//buat object objek1
var objek1 = { a:"Belajar JavaScript",
               b:12,
               c:true,
               d:"duniailkom",
               e:[1,2,3,4],
               f:{ i:"test"},
               g:function(){}
             };
                                                
var b;                                                    
for (b in objek1)
{
   console.log(objek1[b]);
}
</script>


Dalam contoh diatas, membuat objek dengan nama objek1 dan membuat beberapa property serta 1 method. Kemudan objek1 ini ditampilkan dengan menggunakan perulangan FOR IN. Hasil yang ditampilkan merupakan nilai String dari masing-masing property objek.

Fungsi Perintah Break dan Continue dalam JavaScript

Perintah break jika digunakan di dalam perulangan berfungsi untuk ‘menghentikan paksa’ proses perulangan yang berlangsung. 

Break biasanya digunakan setelah kondisi IF, untuk menyeleksi ‘kapan’ perulangan harus dihentikan.

Cara Penulisan Perintah Break

Agar lebih mudah dipahami, berikut adalah contoh cara penulisan perintah break dalam perulangan FOR:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
<script>
var i;                                   
for (i=1;i<=10;i++)
{
   console.log("Perulangan ke - " + i);
   if (i==7)
   {
   break;
   }
}
</script>


Dalam contoh diatas, kondisi if (i==7) break akan menyebabkan perulangan FOR hanya berjalan sampai perulangan ke-7, setelah itu perulangan akan berhenti secara ‘prematur’.

Fungsi Perintah Continue dalam Perulangan JavaScript

Jika perintah break jika digunakan untuk ‘menghentikan paksa’ proses perulangan yang berlangsung, perintah continue hanya akan menghentikan perulangan yang saat ini terjadi (1 iterasi saja), dan kemudian melanjutkan perulangan iterasi berikutnya, atau bisa disebut juga untuk ‘melewati’ 1 perulangan.

Sama seperti perintah break ,continue biasanya digunakan setelah kondisi IF yang digunakan untuk menyeleksi ‘kapan’ perulangan harus di-skip atau dilewati.

Cara Penulisan Perintah Continue

Berikut adalah contoh program penggunaan perintah Continue dalam perulangan FOR:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
<script>
var i;
for (i=1;i<=10;i++)
{                             
   if (i==7)
   {
      continue;
   }
   console.log("Perulangan ke - " + i);
}
</script>


Dari contoh di atas, perintah if (i==7) akan meyeleksi perulangan. Pada saat variabel counter i sama dengan 7, maka continue. Perintah continue menyebabkan fungsi console.log yang berada dibawahnya untuk di-’lewati’ dan perulangan akan lanjut ke i=8. Dari hasil program dapat dilihat bahwa “Perulangan ke- 7” tidak akan ditampilkan.

Mengenal Tipe Data Array dalam JavaScript

Array adalah tipe data yang berisi kumpulan dari nilai atau tipe data lain. Nilai di dalam array disebut dengan elemen, dan setiap elemen memiliki ‘nomor urut’ yang dikenal dengan istilah index.

Penomoran index di dalam array dimulai dari angka 0, sehingga elemen pertama berada di index 0, elemen kedua berada di index 1, dst. Index maksimum yang bisa ditampung array dalam JavaScript adalah 4.294.967.294 (2^23 – 2), dengan jumlah elemen maksimum adalah 4.294.967.295.

Array di dalam JavaScript tidak bertipe (untyped array). Elemen dari array bisa bertipe data stringnumber dan boolean dalam sebuah array yang sama, bahkan elemen dari array bisa berupa objek atau array yang lain.

Array di dalam JavaScript bersifat dinamis, tidak perlu mendefenisikan berapa ukuran array pada saat membuat variabel. Jumlah elemen dapat ditambah dan dikurang setiap saat.

Index array di dalam JavaScript juga tidak harus berurutan, JavaScript membolehkan elemen dari array ‘tidak terurut’.  bisa mengisi hanya index 0, 5, dan 10 saja di dalam array.

Cara Penulisan Array di dalam JavaScript

Terdapat 2 cara penulisan tipe data array di dalam JavaScript, yaitu dengan penulisan menggunakan kurung siku [ dan ], dan menggunakan keyword  new Array(). Perintah new ini akan membuat ‘objek’ array. Berikut adalah contoh pembuatan array di dalam JavaScript:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
<script>
var arr1 = []                               // array kosong, 0 elemen
var arr2 = [1,2,3,4,5]                      // array dengan 5 elemen
var arr3 = [3,4.1,"belajar","JavaScript"]   // array dengan 4 elemen
 
//buat object objek1
var arr4 = new Array();                     // array kosong, 0 elemen
var arr5 = new Array(1,2,3,4,5)             // array dengan 5 elemen
var arr6 = new Array(3,4.1,"belajar","JavaScript"// array 4 elemen
  
// tampilkan array
console.log(arr1.toString());
console.log(arr2.toString());
console.log(arr3.toString());
console.log(arr4.toString());
console.log(arr5.toString());
console.log(arr6.toString());
</script>


Contoh diatas, mendefenisikan array dengan menggunakan kurung siku, dan menggunakan keyword new Array(). Setelah menginput beberapa data ke dalam Array, kemudian menampilkan isi array dengan perintah console.logtoString adalah method array yang digunakan untuk menkonversi Array menjadi String .

Nilai elemen dari array juga tidak harus bersifat tetap. Ataubisa membuat nilai array berasal dari variabel lain. Berikut contohnya:

1
2
3
4
5
6
<script>
var a=12
var arr1 = [a,a+1,a/2,a-3,3+5]
  
console.log(arr1.toString());  // hasil: 12,13,6,9,8
</script>

Jika sebuah elemen ‘dilompati’ pada saat penulisan array, maka nilai elemen tersebut adalah undefined, yang berarti ‘tidak ada’ data.

Berikut contohnya:

1
2
3
4
5
6
7
8
<script>
var arr1 = [1,2,,,,6]           
  
console.log(arr1.toString());
console.log(arr1[0]);    // elemen ke-1 array
console.log(arr1[1]);    // elemen ke-2 array
console.log(arr1[2]);    // elemen ke-3 array
</script>

Jika menggunakan cara pendefenisian array dengan perintah new Array(), apabila hanya diberikan 1 argumen angka, maka perintah tersebut berarti menyuruh JavaScript untuk mempersiapkan jumlah elemen array sebanyak nilai tesebut, namun array itu sendiri belum memiliki index dan elemen apa-apa, seperti contoh berikut ini:

1
2
3
4
5
6
7
8
<script>
var arr1 = new Array(10);
 
console.log(arr1.toString());
console.log(arr1.length);
console.log(arr1[0]);    // elemen ke-1 array
console.log(arr1[1]);    // elemen ke-2 array
</script>

Terlihat dari pemanggilan method toString dan length bahwa array tersebut berisi 10 elemen, namun pada saat dilakukan pemanggilan, hasilnya adalah undefined.

Cara Membaca Data dan Menambah Data ke dalam Array

Untuk membaca data array, menggunakan format:

nama_array[index]

sedangkan untuk menambah data kedalam array, formatnya adalah:

nama_array[index] = data_baru

Jika pada saat menambahkan data kedalam array yang sudah berisi data pada index tersebut, maka data yang lama akan ditimpa oleh data yang baru.

Berikut adalah contoh pembacaan data dan penambahan data array JavaScript:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
<script>
var arr1 = [1,2,3];
var a = arr1[2];
console.log(arr1.toString());      // hasil: 1,2,3
console.log(a);                    // hasil: 3
  
arr1[3]=4;
arr1[4]=5;
console.log(arr1.toString());      // hasil: 1,2,3,4,5
  
arr1[5]=arr1[4]+1;                 // arr[5] = 6
arr1[5+1]=(arr1[1+2]*2)-1;         // arr[6] = 7
console.log(arr1.toString());      // hasil: 1,2,3,4,5,6,7
</script>


Perhatikan bahwa bisa mengakses index array dengan rumus matematis selama menghasilkan nilai angka.

Cara Mengetahui Jumlah elemen Array: Property Length

Property length dari Array digunakan untuk mengetahui ‘panjang’ elemen dari sebuah array.

*Hasil dari property array length adalah berapa banyak elemen di dalam array tersebut, bukan index tertinggi. Karena index dimulai dari 0, maka nilai length akan selalu lebih besar daripada nilai index tertinggi. Untuk array dengan index yang terurut dari 0, maka index tertinggi adalah nilai length-1.

Berikut adalah contoh penggunaan property length dalam JavaScript:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
<script>
var arr1 = ["a","b","c","d","e"];
console.log(arr1.toString());    // hasil: a,b,c,d,e
console.log(arr1.length);        // hasil: 5
  
arr1[5]="f";
arr1[6]="g";
console.log(arr1.toString());    // hasil: a,b,c,d,e,f,g
console.log(arr1.length);        // hasil: 7
  
arr1[arr1.length]="h";
arr1[arr1.length]="i";
arr1[arr1.length]="j";
console.log(arr1.toString());    // hasil: a,b,c,d,e,f,g,h,i,j
console.log(arr1.length);        // hasil: 10
</script>


Dari contoh diatas, bisa melihat cara penggunaan property length dari Array.

Cara Menghapus Elemen Array: Operator Delete

Untuk menghapus sebuah elemen dari array, JavaScript memiliki operator delete. Berikut adalah cara penggunaan operator delete:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
<script>
var arr1 = ["a","b","c","d","e"];
console.log(arr1.toString());     // hasil: a,b,c,d,e
console.log(arr1.length);         // hasil: 5
  
delete arr1[4];
delete arr1[3];
console.log(arr1.toString());    // hasil: a,b,c,,
console.log(arr1.length);        // hasil: 5
console.log(arr1[4]);            // hasil: undefined
console.log(arr1[3]);            // hasil: undefined
</script>


Perhatikan bahwa operator delete hanya menghapus nilai dari elemen, bukan menghapus elemen array sama sekali. Operator ini seolah-olah memberikan nilai undefined kedalam elemen array yang akan dihapus. Nilai dari property length juga tidak dipengaruhi oleh operator delete ini.

Untuk menghapus atau mengeluarkan sebuah nilai dari array, kita bisa menggunakan method push(), pop(), shift() dan unshift()

Memunculkan Simbol & Emoji Pada OS Mac

  Memunculkan Simbol & Emoji  1. Buka aplikasi Pages / Notes pada Macbook. 2. Klik pada Menubar Edit --> Pilih Emoji and Symbols a...